Usaha petshop rupanya makin dilirik oleh banyak kalangan. Baik dari profesional hingga ibu rumah tangga yang ingin memulai usaha. Pasalnya kini makin banyak pemilik hewan kesayangan yang makin peduli tentang kesehatan hewannya dan enggan disulitkan oleh hal ribet ketika memberikan pakan.
Kini petshop pun menjamur dari perkotaan hingga pinggiran desa. Ada yang jadi satu dengan klinik hewan ada pula yang berdiri sendiri bak toko kelontong namun khusus menjajakan kebutuhan anabul (anak berbulu).
Bisnis Petshop
Mengutip dari futuremarketinsights.com (diakses pada 22/12/22), kapitalisasi pasar untuk bisnis pet care di Indonesia mencapai 2.092,1 juta dolar AS di 2022 dan diproyeksikan akan melampaui 5.372,8 juta dolar AS di 2032 nanti. Angka ini praktis akan membuat bisnis pet care di Indonesia menyumbang setidaknya 0,9 – 2 % pasar pet care global pada 2032.
Landx.id (diakses pada 22/12/22) membagi kategori dalam layanan industri pet care market atau pet economy di Indonesia menjadi tiga bagian, yakni tipe pelayanan, jenis hewan peliharaan, dan saluran jasa pelayanan. Dari ketiganya, makanan hewan yang masuk dalam tipe pelayanan hewan, mendominasi pangsa pasar yang ada. Hal tersebut tidak menghitung pasar untuk pakan hewan ternak.
Rupanya, cuan bisnis di perdagangan pakan hewan ini memang menggugah selera banyak orang, tak terkecuali Dane Wibawa, salah satu pemilik dari Pakewan Petshop yang ada di Prambanan. Meski tak ada pengalaman bisnis serupa sebelumnya, berbekal kesukaannya pada hewan ia memutuskan untuk menjajal usaha pet shop ini. Dari awal buka, omset usahanya meningkat secara signifikan, kini Pakewan mampu menghasilkan omset hingga Rp2 – 3 juta per bulan dan Dane yakin, angka tersebut akan terus meningkat di 2023 nanti. Pasalnya, ia baru menjalani usaha ini pada Agustus 2022 lalu.
Kenali Pasar Kebutuhan Pakan Hewan Peliharaan
Tak berbeda dengan usaha retail lainnya, usaha pet shop harus benar-benar dapat mengenali pasar secara tepat dan cepat. Para tipikal pemilik hewan biasanya sangat spesifik dalam membeli pakan untuk para hewan mereka. “Apabila mereka mencari produk “A” misalnya, ya harus produk “A”. Sudah coba ditawari produk sejenis lainnya, namun banyak yang menolak untuk ganti produk,” ungkap Dane.
Para pembeli, lanjut Dane, betul-betul sangat memperhatikan kesukaan dari hewan kesayangannya. Sehingga jarang dari mereka yang sering berganti merek pakan. Selain karena enggan melakukan adaptasi ulang, faktor kesehatan dan harga menjadi penentunya. “Meski ada beberapa pelanggan yang memang biasa menggonta-ganti pakan untuk kucingnya,” terang dia.
Lihat: Rekomendasi Makanan Kucing Yang Bagus
Dalam melihat pasar, Dane menekankan kejelian dalam menangkap kebutuhan pasar. Faktanya, kebutuhan masing-masing daerah berbeda-beda. “Apabila di lokasi tersebut belum ada pet shop lainnya, maka ada kesempatan untuk menciptakan pasar. Namun, apabila sudah ada, maka sebaiknya kita melihat apa yang menjadi favorit masyarakat sekitar,” ujarnya membandingkan.
Benar saja, diakuinya ada beberapa jenis produk yang digadangnya bakal laku, namun nyatanya tidak seramai dugaan awal. Hal ini karena ia kurang teliti dalam membaca perilaku pasar. Pakan kering masih jadi primadona dengan berbagai varian dan merek yang ada. Sementara untuk pakan basah, rupanya konsumen di sekitar Pakewan lebih memilih yang berbentuk pouch ketimbang kaleng. Pakan untuk kucing paling dominan di sana, menandakan pemilik kucing lebih banyak dari pemilik anjing.
Untuk pilihan pakan anjing, rupanya lebih sedikit dari pada pakan kucing. Terlihat jelas, para pemilik anjing lebih mudah berganti pakan daripada pemilik kucing.
Perhatikan Ukuran Kemasan Pakan Hewan Peliharaan
Salah satu pertimbangan para pemilik kucing dan anjing dalam memilih pakan adalah harga. Tentu sudah pasti setiap orang ingin mendapatkan harga pakan semurah mungkin dengan kualitas yang sebagus mungkin. Di sinilah, para pemilik pet shop harus jeli setelah berhasil membaca pasar. Pakan yang dijajakan di pet shop terbagi menjadi beberapa jenis jika dilihat dari kemasannya. Ada yang kemasan ecer pabrikan dan ada yang ecer dari pet shop sendiri. Kini, telah banyak pabrik pakan yang membuat kemasan ecer dari pabrik dengan berat bersih kemasan 500 gram – 1 kg.
Petshop menyediakan beberapa jenis pakan kucing, ada yang bisa diecer dan ada yang tidak. Dane menyarankan bagi yang tidak bisa diecer, benar-benar pilih jenis kemasan yang tersedia dan memang ada pembelinya. Tentu agar tidak menjadi stok mati dilain hari. “Untuk pakan yang bisa diecer, pilih ukuran yang sudah umum di pasaran misal 500 gram dan 1 kg. Bisa juga untuk buat ukuran lainnya, sesuai dengan kebutuhan pasar dan pertimbangan harga,” jelas Dane.
Dane juga menyediakan fasilitas isi ulang pakan apabila pembeli ingin membawa wadah sendiri. Ia juga menyediakan kemasan repack yang dapat digunakan untuk isi ulang. Penting juga ketika menerima barang dari penyedia barang untuk selalu mengecek tanggal kedaluwarsa produk. Tentu agar produk dapat tersimpan dengan aman dan tetap terjaga kualitasnya hingga terbeli oleh konsumen. (RZ)