Produktivitas Naik 2 kali Lipat dengan Penggunaan Kincir di Kolam Nila Tambak

Terdapat perbedaan antara budidaya nila di kolam air deras dan kolam tambak dari sistem manajemen budidaya hingga kualitas hasil panennya. Namun secara produktivitas, hasilnya bisa tidak jauh berbeda. Tentunya, di kolam tambak dengan aliran air yang terbatas, diperlukan sentuhan inovasi teknologi untuk menunjang budidaya ikan nila. Demikian disampaikan Sapri, pengelola kolam nila tambak di Dusun Embung Pas, Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB.

Sebagai wilayah dengan dominasi nila sebagai ikan konsumsi dibanding komoditas air tawar lainnya, Lombok memberikan peluang usaha budidaya nila yang cukup menjanjikan. Walaupun secara harga memang sangat bervariasi. Salahsatu faktornya adalah sistem budidaya kolam air deras dengan kolam nila tambak. Sapri mengatakan, harga ikan nila yang dipanen dari kolam air deras dapat mencapai 28 ribu per kilo dengan size 2-5. Sedangkan untuk kolam tambak, hanya sekitar 22-23 ribu per kilo dengan size yang sama. Menurut Sapri yang pernah menanyakan kepada konsumen, mereka menganggap kolam tambak yang aliran airnya diam membuat lumpur kadang mengendap sehingga berpengaruh kepada rasa ikannya. Lain halnya dengan kolam air deras yang dianggap lebih steril karena airnya mengalir terus.

“Tapi lahan untuk budidaya kolam air deras kan terbatas, jadi kita yang masih budidaya dengan sistem kolam tambak memberikan sentuhan inovasi agar minimal produktivitas bisa setara, terutama untuk memenuhi pasar ikan nila yang belakangan terus meningkat,” jelas Sapri.

Gunakan Kincir di Kolam Nila

Pasokan oksigen di kolam air deras dapat tercukupi dari air yang mengalir terus menerus. Hal ini yang menjadi pembeda utama sistem pemeliharaan kolam air deras dan kolam nila tambak. Oleh karena itu, Sapri berinovasi dengan memasang kincir di kolamnya untuk membantu meningkatkan pasokan oksigen bagi ikan Nila.

Menurut Sapri, dengan memasang kincir maka padat tebar bibit ikan nila bisa ditambah hingga 2 kali lipat!

Lihat: Aerator Kolam Ikan Nila: Fungsi dan Manfaat

Ia mencontohkan, di kolam tambak tanpa kincir berukuran 1000 m2 biasanya tebar 10 ribu bibit dan panen dalam waktu 4 bulan.

Dengan adanya kincir, padat tebar bisa ditambah 2 hingga 3 kali lipat. “Ini saya tebar 25 ribu untuk kolam ini,” ujar Sapri menunjuk kolamnya. Ibaratnya, jumlah tebar bibit yang biasanya untuk 2 siklus bisa dipadatkan dalam 1 siklus.

Walaupun Ia tidak menampik kadang waktu panennya mundur ½-1 bulan, tapi hasil yang didapat sebanding.

Jumlah kincir di 1 kolam nila tambak menyesuaikan dengan jumlah padat tebar

Sapri menggunakan 1 kincir dengan daya 1 HP untuk tiap kolamnya. Menurut teori yang dibacanya, 1 kincir berdaya 1 HP bisa menyuplai oksigen hingga 3,5 ton ikan secara keseluruhan. “Jika padat tebar lebih banyak lagi maka kincir harus ditambah,” jelas pria asli Lombok Barat ini.

Untuk penggunaannya mulai ikan usia 2- 2,5 bulan, atau melihat kecepatan pertumbuhannya. Jika ikan cepat besar, maka kincir bisa segera dinyalakan untuk menyuplai oksigen.

Walaupun diakuinya ada penambahan cost untuk pembelian kincir serta listrik, tetapi menurut Sapri dengan penambahan padat tebar hingga 2 kali lipat, masih bisa tertutupi. Ia juga tidak memungkiri penggunaan kincir bukan tanpa risiko, terutama jika listrik padam. Untuk itulah Ia juga sudah menyiapkan genset.

Lihat: Cara Budidaya Ikan Nila

Produktivitas seperti Kolam Air Deras

Pada siklus sebelumnya, Sapri tebar 40 ribu bibit di 2 kolam berukuran 900-1000 m2 dengan hasil panen 6,4 ton. Menurutnya, hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan produktivitas di kolam air deras. Sedangkan untuk pakan, Ia menghabiskan 304 sak, dengan FCR sekitar 1,4. Bagi Sapri, hal ini masih wajar.

Secara estimasi Ia menyebut, dengan modal sekitar 95 juta, keuntungan yang didapat sekitar 25 juta nett. Selain itu Ia juga tidak perlu memikirkan serapan pasar karena sudah menandatangani MoU dengan salahsatu pabrik pakan untuk tarik hasil panen guna memenuhi market Sumbawa dan Bima.

“Saya memutuskan bekerjasama dengan pabrik pakan untuk tarikan hasil panen karena lebih terjamin. Biarpun harga lebih rendah dari pengepul biasa tapi hasil panen sudah pasti terserap. Selain itu dari cara pengambilan panen, bobot timbangan juga sesuai, dan pembayaran lancar,” pungkasnya.

Share your love
Utari Dewi
Utari Dewi

9 tahun berkarir sebagai marketing di salahsatu media agribisnis peternakan dan perikanan nasional dengan expertise penulisan advertorial. Saat ini fokus sebagai freelance writer & project event di sektor peternakan dan perikanan.

Articles: 28
Chat WA
1
Mau Bertanya?
Hi, bisa saya bantu?