Ikan lele menjadi salah satu komoditas ikan budidaya yang paling populer di Indonesia. Sayangnya, ketika datang pada teknik pemijahan, tingkat daya tetas telur yang dihasilkan cenderung rendah, terlepas dari apakah pemijahan dilakukan secara alami, semi alami, atau buatan.
Hal ini disebabkan oleh sifat adhesif telur ikan lele yang membuatnya menempel satu sama lain. Zat rekat yang terdapat pada telur membuat sebagian telur mengalami kekurangan pasokan oksigen dan bisa menghambat perkembangan embrio.
Selain itu, jamur dapat tumbuh di antara tumpukan telur, menyebabkan kematian telur.
Menggunakan Lumpur Untuk Telur Lele
Lumpur telah lama digunakan sebagai media untuk mengurangi sifat adhesif telur. Namun, meskipun beberapa pembudidaya tradisional masih menggunakan metode ini, tingkat daya tetas telur yang dihasilkan tidak signifikan.
Selain itu, sifat lumpur yang tidak terkendali membuatnya tidak terlalu efektif dalam mengatasi sifat adhesif telur. Oleh karena itu, para pembudidaya mencari alternatif yang lebih terkendali dan efektif.
Meningkatkan Daya Tetas Telur Ikan Lele Dengan Kaolin
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Tiara Putri Sutaji dalam Studi interaksi kaolin dengan zat perekat telur ikan lele sangkuriang, salah satu solusi yang ditemukan adalah penggunaan kaolin sebagai media alternatif.
Kaolin adalah mineral tanah liat yang mirip dengan lumpur, tetapi lebih terkendali. Kaolin diterapkan pada telur hasil fertilisasi dengan konsentrasi 26% (w/v).
Hasil perlakuan menunjukkan bahwa kaolin berpengaruh dalam menghilangkan sifat adhesif telur, meminimalkan serangan jamur, dan menghasilkan tingkat daya tetas telur hingga 98%.
Mekanisme interaksi yang terjadi antara kaolin dan zat perekat pada telur ada dua:
- Alkali dalam kaolin berinteraksi dengan glukoprotein dalam perekat telur, yang menyebabkan zat rekat telur terurai. Hal ini dibuktikan dengan hasil XRF yang menunjukkan penurunan kadar logam alkali dalam kaolin sebelum dan sesudah perlakuan pemijahan.
- Terbentuknya lapisan kalsium alumino silikat (CAS) yang mengganti lapisan perekat yang menyelubungi telur dan menyebabkan telur tidak kembali merekat satu sama lain. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil FTIR yang menunjukkan adanya senyawa khas kaolinit dalam cangkang telur. Selain itu, hasil SEM menunjukkan berkurangnya tingkat kristalit dari kaolin hasil perlakuan akibat adanya interaksi antara kaolin dengan glukoprotein dalam perekat telur.
Manfaat Penggunaan Kaolin dalam Pemijahan Ikan Lele
Penggunaan kaolin sebagai media alternatif dalam pemijahan ikan lele memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
- Meningkatkan daya tetas telur: kaolin dapat menghilangkan sifat rekat pada telur dan meminimalkan pertumbuhan jamur pada tumpukan telur. Hal ini membuat tingkat daya tetas telur meningkat hingga mencapai 98%, jauh lebih tinggi daripada teknik pemijahan alami atau semi alami.
- Mudah terkendali: Kaolin lebih mudah terkendali dibandingkan dengan lumpur. Konsentrasi kaolin yang digunakan dalam perlakuan dapat diatur dengan lebih tepat sehingga memberikan hasil yang lebih konsisten.
- Menjaga kualitas air: Penggunaan kaolin tidak memperburuk kualitas air di kolam pemijahan. Kaolin tidak terlalu mudah terlarut dalam air, sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas air.
- Lebih ramah lingkungan: Kaolin merupakan mineral tanah liat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, penggunaan kaolin tidak menghasilkan limbah atau efek samping negatif yang signifikan.
- Meningkatkan efisiensi pemijahan: Tingkat daya tetas telur yang lebih tinggi berarti jumlah telur yang menetas juga lebih banyak. Hal ini meningkatkan efisiensi pemijahan dan hasil panen ikan lele.
Kaolin: Meningkatkan Daya Tetas Telur Lele
Dengan menggunakan kaolin dalam pemijahan, pembudidaya ikan lele dapat meningkatkan tingkat daya tetas telur dan menghindari kematian telur akibat adhesif atau serangan jamur.
Selain itu, kaolin merupakan alternatif yang lebih terkendali dan efektif dibandingkan dengan lumpur.
Dengan penggunaan kaolin diharapkan dapat membantu peternak lele untuk meningkatkan produksi ikan lele di Indonesia.
Sumber: Tiara Putri Sutaji: Studi interaksi kaolin dengan zat perekat telur ikan lele sangkuriang