Kolam Ikan Budidaya Bioflok Nila

Flok Terjaga, Sukseskan Budidaya Bioflok Nila

Kolam bioflok menjadi alternatif budidaya ikan dengan mengoptimalkan penggunaan lahan. Hal ini yang diterapkan Junaedi, pembudidaya ikan nila di Cijambe, Subang Jawa Barat. Bersama rekannya, Junaedi kini berhasil mengelola 70 kolam budidaya bioflok nila yang tersebar di beberapa lokasi. Khusus di salahsatu lokasi kolamnya yang sekaligus disulap menjadi resto dengan konsep eduwisata, terdapat 18 kolam budidaya.

Manajemen pemeliharaan yang dilakukan Junaedi mulai dari persiapan kolam bioflok nila, pembuatan flok, manajemen pakan, serta maintenance kualitas air dilakukan dengan seksama. Hasilnya, Ia bisa panen hingga 2,5 kuintal per kolam dari tebar bibit ikan 1000 ekor atau sekitar 25 kg, dengan masa budidaya 3,5-4 bulan dan pakannya sangat efisien.

Lihat: Perhitungan Biaya Pembuatan Kolam Bioflok

Persiapan Kolam Bioflok Nila

Kolam bundar yang digunakan Junaedi dibeli dari beberapa produsen mulai dari rangka kolam dan juga terpalnya. Untuk ukuran kolam, Junaedi memilih ukuran 4 meter, dengan tebar bibit ikan nila sebanyak 1000 ekor per kolam.

Di lokasi kolam lain, Junaedi mengatakan ada yang diameter kolamnya 2 meter dengan tebar bibit nila yang lebih rendah.

Untuk aliran udara di dalam kolam, Ia memasang 14 titik selang aerasi per kolam agar kadar oksigen terjaga. “Kondisi ikan yang bergerak terus dan juga harus makan serta kepadatannya tinggi membuat pasokan oksigen harus terjaga.

Jika listrik mati, Ikan nila hanya bisa bertahan 1,5-2 jam. Makanya, selang aerator dan pasokan listrik jadi persiapan kolam bioflok yang sangat penting di awal,” jelasnya.

Lihat: Aerator Kolam Ikan Nila

Pembuatan Flok Budidaya Ikan Nila

Setelah kolam siap dan diisi air setinggi 60 cm, Junaedi mulai melakukan proses pembuatan flok. Untuk sumber air, Junaedi menggunakan air sumur yang berlokasi tidak jauh dari kolamnya. Campuran flok yang dibuat Junaedi terdiri dari garam krosok, kapur dolomit, molase/tetes gula, dan prebiotik. Umumnya komposisi dari campuran tersebut yaitu garam krosok 1 kg/m3, kapur dolomit 50 gram/m3, molase 100 ml/m3, probiotik dengan komposisi bakteri Baccilus sp. 10 ml/m3 (menggunakan kombinasi sel multi dan bioflokulan).

Lihat: Fermentasi Pakan Ikan Nila

Namun, Junaedi punya takaran dan rahasia sendiri berapa komposisi masing-masing bahan yang digunakannya. “Untuk ini bisa dimodifikasi sendiri, biasanya setelah beberapa kali percobaan akan ketahuan komposisi yang paling pas,” sarannya.

Campuran media bioflok yang telah jadi kemudian dimasukkan ke dalam kolam yang telah diisi air dan didiamkan selama 1 minggu. Setelah 2 hari biasanya sudah mulai muncul flok, yang ditandai dengan wangi anyir yang berasal dari bakteri molase dan prebiotiknya.

Junaedi menyarankan untuk menutup kolam dengan plastik UV agar terhindar dari hujan tetapi tetap dapat menyerap sinar matahari. “Tantangannya kalo ga ditutup, kena hujan floknya bisa gagal. Sedangkan kalo ditutup ternyata bisa membuat pertumbuhan ikan lebih maksimal,” kisahnya.

Lihat: Menengok Kolam Budidaya Nila Bioflok Subang

Manajemen Pakan Nila Bioflok

Penebaran bibit ikan dilakukan setelah air dan flok didiamkan selama 1 minggu. Untuk bibit, Junaedi menggunakan bibit nila merah dan hitam tergantung kesediaan. Biasanya Ia menggunakan larva, tetapi karena musim hujan belakangan juga sulit mendapatkannya Ia memutuskan  membeli bibit dari pembenih nila. Saat bibit dimasukkan tidak langsung diberi pakan tetapi dipuasakan dahulu selama 24 jam.

Junaedi saat memberikan pakan

Pemberian pakan dilakukan sehari setelah ikan dipuasakan. Ia mulai dengan memberi pakan pelet ukuran 2 mili hingga usia 1 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan pelet ukuran 3 mili. Di usia setelah 1 bulan ini Junaedi memberi campuran bahan lain ke dalam pakannya yaitu Daun Pepaya yang menurutnya berfungsi sebagai antibiotik juga dapat membuat ikan lebih tahan penyakit. “Daun pepaya diblender dan dicampurkan ke dalam pakan yang akan diberikan, kira-kira hingga usia 2 bulan,” terangnya.

Takaran pakan yang diberikan selama 1 bulan pertama berkisar di 1 kg/ hari di waktu pagi dan sore. Kemudian bulan berikutnya naik hingga 1,5 kg/hari secara bertahap. Menginjak usia 3 bulan dengan flok yang sudah terbentuk, Junaedi mengklaim konsumsi pakan bisa semakin berkurang. “Karena air sudah mengandung plankton, dan nitrat nitrit sudah diubah menjadi unsur hara yang bisa dimakan oleh ikan. Jadi kalo dihitung-hitung pakannya sangat efisien,” klaim Junaedi. Perkiraan penggunaan pakan dalam 1 siklus budidaya (4 bulan) yaitu 8 karung per kolam atau 240 kg, dengan panen rata-rata bisa mencapai 2,5 kuintal/kolam. Junaedi pun memilih pakan terutama yang kandungan proteinnya sesuai kebutuhan ikan nila, karena jika proteinnya di bawah standar maka hasilnya tidak maksimal.

Kualitas Air Kolam Bioflok Nila

Penggunaan air yang terbatas pada kolam bioflok membuat kualitas air pada budidaya ini harus sangat diperhatikan. Untuk penambahan air sejak awal budidaya, Junaedi menambahkannya setiap bulan sekali hingga di akhir masa panen ketinggian air mencapai 90 cm. Setiap seminggu sekali, ia menambahkan campuran floknya untuk menjaga flok tetap stabil. Tandanya flok terbentuk dengan baik adalah warna air kolam yang kecokelatan.Tidak selengkap pertama kali, Ia hanya menambahkan prebiotik, molase dan vitamin saja. “Tetapi tidak boleh terlewat, rutin setiap minggu,” tegasnya. 

Pipa untuk membuang kotoran dan sisa pakan serta indikator ketebalan flok

Junaedi berusaha menjaga pH dan suhu air kolam tetap sesuai dengan kebutuhan nila yaitu suhu berkisar di 32-38 derajat celcius, dan pH di 6-5-8,5. Junaedi juga melakukan pengurasan kolamnya setiap seminggu sekali menggunakan pipa yang akan mengeluarkan kotoran dan sisa-sisa pakan yang tidak termakan. Dengan sistem kolam bioflok yang miring, di tengah kolam terdapat sentral drain. “Jadi ketika dicabut pipanya, semua kotoran yang ada di bawah kolam budidaya bioflok nila akan langsung keluar,” jelasnya. Ia juga menyarankan untuk memperhatikan ketebalan flok di dalam kolam agar dipertahankan di 50 ml/liter.

Share your love
Utari Dewi
Utari Dewi

9 tahun berkarir sebagai marketing di salahsatu media agribisnis peternakan dan perikanan nasional dengan expertise penulisan advertorial. Saat ini fokus sebagai freelance writer & project event di sektor peternakan dan perikanan.

Articles: 28
Chat WA
1
Mau Bertanya?
Hi, bisa saya bantu?