Menjalankan usaha budidaya kolam nila bioflok di Cijambe, Subang selama 3 tahun mendatangkan keuntungan yang nyata bagi Junaedi dan rekannya. Ia mengaku bisa meraup keuntungan hingga 2 juta rupiah per kolam per siklusnya. Dengan total yang dimiliki hingga 70 kolam, bisa dikira-kira berapa yang bisa diraup oleh Junaedi dari bisnis budidaya ini.
Berdasarkan informasi biaya investasi dan biaya produksi kolam bioflok yang disampaikan Junaedi, berikut kira-kira hitungan sederhana dari usaha kolam bioflok nila miliknya.
Hitungan Biaya Investasi 1 kolam
Keterangan | Total Biaya |
Pembelian 1 kolam diameter 4m+selang aerasi 14 titik | Rp. 5.000.000 |
Total Investasi | Rp. 5.000.000 |
Biaya Produksi/ kolam/ 1 siklus
Keterangan | Jumlah | Harga Satuan | Total Biaya |
Pembelian benih | 25 kg | Rp. 32.000/kg | Rp. 800.000 |
Pembelian pakan | 8 karung | Rp. 313.000/karung | Rp. 2.504.000 |
Listrik | 1 kolam | Rp. 177.000 | Rp. 177.000 |
Vitamin, molase, probiotik, dll | 1 kolam | Rp. 300.000 | Rp. 300.000 |
Total Biaya Produksi | Rp. 3.781.000 |
Asumsi :
- Panen per kolam = 2,5 kuintal atau 250 kg
- Harga nila per kg = Rp. 24.000
Pendapatan per Kolam:
Jumlah panen nila/kolam x Harga Jual
250 kg x Rp. 24.000 = Rp. 6.000.000
Keuntungan/kolam Per Siklus :
Pendapatan – Total Biaya Produksi
Rp. 6.000.000 – Rp. 3.781.000 = Rp 2.219.000
Benefit Cost Ratio :
Total Pendapatan : Total Biaya
Rp. 6.000.000 : Rp 3.781.000 = Rp. 1,58
Artinya adalah bahwa setiap mengeluarkan Rp 1 uang dapat menghasilkan untung Rp 1,58 uang. Dengan demikian menandakan usaha bioflok nila yang dilakukan berhasil dan dapat dilanjutkan karena memperoleh keuntungan.
Payback Period :
Biaya Investasi : Keuntungan per siklus
Rp. 5000.000 : Rp. 2.219.000 = 2,25
Artinya adalah dengan keuntungan yang diperoleh untuk mengembalikan biaya investasi diperlukan waktu 2,25 siklus budidaya.
Catatan : Jika ada variabel biaya yang belum dimasukkan maka akan mengurangi keuntungan. Tapi kisaran keuntungan yang disampaikan Junaedi kurang lebih di 2 juta rupiah per kolam/siklus. Harga nila/kg juga variatif yang juga bisa mempengaruhi keuntungan.
Tekun dan Telaten
Selain mendapatkan cuan, Junaedi juga merasakan keuntungan lain dari menjalankan kolam budidaya bioflok nila. Yang pertama ia bisa mengoptimalisasi lahan yang ada karena tidak harus membuat kolam beton serta efisiensi penggunaan air. Dengan kolam bioflok, hasil panennya juga dikenal memiliki nafas lebih kuat sehingga lebih tahan saat pengiriman. Dari sisi harga Ia juga pernah merasakan harga jual nila biofloknya lebih tinggi dari yang lain. Dan yang paling penting adalah dengan kolam bioflok Ia dapat melakukan efisiensi pemberian pakan.
Berbagi tips, Junaedi menyampaikan untuk melakukan budidaya dengan tekun dan telaten. Ia juga menegaskan untuk tidak malas mengontrol keadaan kolam setiap hari guna mengecek keadaan ikan. Dengan demikian jika ada ikan mati maupun pakan yang tidak termakan dapat segera dilakukan pembersihan. “Karena ikan-ikan ini memberikan kita keuntungan, sudah selayaknya kita perhatikan, agar panjang umur budidayanya,” tutup Junaedi.