Telur ayam telah menjadi bahan pangan yang mudah ditemukan dan digemari hampir semua orang. Kandungan gizinya tak perlu ditanya lagi, beragam manfaat gizi dapat diperoleh dari sebutir telur, sehingga telur dapat disebut dengan superfood atau makanan super. Selain bergizi, telur digemari lantaran mudah untuk diolah menjadi aneka masakan atau sebagai bahan suatu produk pangan.
Umumnya telur ayam diperoleh dari ayam yang diternakkan dalam peternakan ayam petelur. Ayam-ayam tersebut diletakkan dalam kandang baterai yang berisi satu atau beberapa ekor ayam. Pakannya pun telah diformulasikan sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan harian ayam petelur untuk berproduksi. Belakangan, praktik seperti ini mulai dipertanyakan soal kesejahteraan hewannya. Lantaran praktik tersebut tidak memberikan kesempatan ayam untuk mengekspresikan naluri normalnya sebagai ayam. Di Indonesia sendiri hampir seluruh peternakan ayam petelur menerapkan sistem baterai.
Kesadaran masyarakat dunia tentang pentingnya kesejahteraan hewan telah memulai langkah untuk mengembalikan kealamian dalam pemeliharaan ayam petelur. Tak sedikit pula negara Eropa dan Amerika yang akhirnya menerapkan sistem pemeliharaan tanpa baterai untuk produksi ayam petelur mereka. Di Indonesia telah ada beberapa yang menerapkan sistem tanpa baterai ini, termasuk kandang milik PT. Agromix Lestari Group yang berada di Sleman, Yogyakarta.
Tersertifikasi Internasional
Kandang berkapasitas 1.000 ekor ayam tersebut telah diakui oleh dunia sebagai salah satu kandang ayam free range tersertifikasi Humane. Artinya, seluruh aktivitas yang dilakukan selama ayam memproduksi telur telah memenuhi unsur-unsur kesejahteraan hewan.
Prof. Ali Agus, Komisaris sekaligus peneliti di PT. Agromix Lestari tersenyum puas kala jerih payahnya selama 6 tahun terbayar dengan mendapat sertifikat tersebut. “Ini adalah sertifikat pertama di Indonesia untuk kandang free range. Kita yang pertama,” ujarnya sumringah kala memberikan sambutan di Sarasehan dan tasyakuran penyerahan sertifikat dari Humane Farm Animal Care (HFAC) for Laying Hens – Free Range.
Seremonial penyerahan sertifikat dilakukan secara virtual oleh Luiz Mazzon Neto, HFAC Global Program Director kepada Arya Khoirul Hammam, Direktur PT. Agromix Lestari Group yang merupakan induk dari PT. Berkah Sari Lestari sebagai operator produksi jenama Telur Ayam Bahagia pada Sabtu (30/12/22) lalu.
Momen bahagia tersebut dihadiri oleh para pakar yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan Telur Ayam Bahagia, para perwakilan 18 kelompok wanita tani (KWT) Sleman yang telah menjadi mitra strategis bagi PT. Agromix Lestari dan perwakilan dari Animal Friend Jogja (AFJ). Sebanyak 30 orang lebih hadir dalam sarasehan tersebut. Turut hadir pula perwakilan dari Koperasi Istana Kepresidenan Yogyakarta dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Prof. Budi Guntoro.
Arya dalam sambutannya berharap gerakan ini akan membuat KWT yang terlibat dapat turut tersertifikasi. “Beberapa KWT sudah ada yang (ayam layernya) lepas dari kandang baterai. (KWT) yang belum lepas tidak apa-apa. Karena masih sama-sama belajar. Harapannya, KWT di Sleman ini juga bisa tersertifikasi agar nilai tambah telurnya lebih tinggi,” ujarnya.
Budi menambahkan, free range merupakan salah satu dari beberapa tahapan pengaplikasian peningkatan kesejahteraan hewan. “Konsep dari telur ayam bahagia pada prinsipnya adalah meningkatkan kualitas hidup dari ayam. Kalau ayam kualitas hidupnya tinggi tentu apa yang dihasilkan juga bagus,” imbuhnya.
Soal harga, Budi menilai harga telur hasil free range ini praktis tidak akan terpengaruh oleh suplai dan deman dari telur ayam negeri secara nasional. Pasalnya, pangsa pasarnya adalah kalangan menegah – atas yang tidak terlalu memikirkan harga. “Telur-telur yang memiliki kualitas tinggi, konsumsinya sudah ke kalangan menengah atas. Karena mereka sudah memiliki kesadaran tentang kesehatan,” terang dia.
Luiz bangga menjadi bagian dari proses perjalanan Telur Ayam Bahagia. Ia mengingat ketika pertama dihubungi oleh perwakilan dari AFJ pada Maret 2022 lalu dan baru dapat bertemu langsung dengan semua yang terlibat dalam proses produksi telur ayam bahagia pada Oktober 2022 lalu. Pihaknya berharap apa yang didapatkan oleh Telur Ayam Bahagia ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan hewan di Indonesia. “Hari ini, sertifikat pertama untuk ayam free range di Indonesia diberikan. Saya bangga jadi bagian dari ini, mengingat Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penting di dunia. Selamat kepada Ayam Bahagia karena telah menjadi pionir di Indonesia,” ungkapnya.
Racik Pakan Sendiri
Guna memaksimalkan produksi telur dari ayam yang dipelihara secara free range ini, Ali menggunakan pakan yang diformulasikan khusus. Ia pun tidak menggunakan pakan jadi layer yang ada di pasaran.
Dijelaskan oleh Arya, meski racikan pakannya khusus, ia tetap memperhatikan kebutuhan dari ayam yang layer. Sehingga ia tetap berpedoman pada kebutuhan nutrisi ayam petelur yang telah ada dari perusahaan pembibitan ayam. Tak hanya itu, ayam juga diberi pakan hijauan dari kecambah jagung sebagai pakan tambahan.
Harga pakannya pun berada di kisaran Rp5-6 ribu per kg yang nyatanya lebih murah dari pakan buatan pabrikan yang kini sudah berada di Rp7 ribu per kg. Agar lebih maksimal, jumlah tempat pakan juga disesuaikan dengan jumlah ayam yang dipelihara dalam satu area agar tidak terjadi saling berebut pakan dan tentunya mengedepankan prinsip kesejahteraan hewan. (RZ)