Penggunaan Pakan Fungsional untuk Udang

Inovasi di sektor budidaya udang terus berkembang. Pakan menjadi salahsatu komponen budidaya udang yang terus mengalami inovasi demi budidaya yang berkelanjutan. Belakangan, muncul pilihan ‘pakan fungsional’ bagi petambak udang yang digadang dapat lebih meningkatkan status kesehatan, laju pertumbuhan hingga  efisiensi pakan.

Dari sisi formulasi, pakan fungsional memiliki komponen unik dari sisi bahan baku dan zat aktif tertentu yang umumnya telah disesuaikan dengan kebutuhan petambak guna mengoptimalkan pakan yang digunakan. Lantas, sudah saatnyakah petambak beralih ke pakan fungsional? Ataukah optimalisasi pakan masih dapat dicapai dengan pakan regular? PakanPabrik.com berkesempatan berbincang dengan Head of Nutrition & Feed Technology Aquafeed PT Suri Tani Pemuka, Erwin Suwendi untuk membahas mengenai pakan fungsional dan pengaruhnya secara nyata dalam budidaya tambak udang. Berikut petikan wawancaranya :

PP           : Menurut Pak Erwin, munculnya kebutuhan akan pakan fungsional ini diawali oleh faktor apa Pak?

ES           : Konsepnya berawal dari tambak-tambak di Jawa ini kan memang sudah terlalu padat, produktivitas tidak seperti dulu, daya dukung lingkungan juga turun dan pengelolaan limbah belum tertib karena tidak semua aware untuk memiliki IPAL yang baik. Contoh saja, dulu per hektar produktivitas masih bisa 30 ton, sekarang sudah agak sulit.

Jadi sebenernya tujuan pakan fungsional ini adalah untuk mengembalikan Survival Rate (SR) dengan munculnya situasi dan kondisi yang tidak ideal agar produktivitas tetap tinggi.

PP           : Di Indonesia sendiri, sudah sejauh mana pengembangan pakan fungsional udang ini Pak?

ES           : Udang ini kan memang sulit ya, unik dan beda dengan ikan, jadi hingga saat ini ga ada silver bulletnya. Belum ada yang bisa ngobatin misalnya AHPND, WFD ataupun penyakit udang lainnya. Oleh karena itu manajemen budidaya harus dilakukan secara holistik.

Nah, perkembangan pakan fungsional ini mungkin kaitannya dengan cost ya, karena saat ini saja pakan regular harganya sudah naik. Tapi memang ada beberapa customer yang melihat ada benefit dari situ. Yaitu mengembalikan SR. Misal dalam kondisi normal, pake pakan regular SR 85%, dengan pakan fungsional bisa lebih tinggi di 95%.

Dan yang paling penting adalah ketahanan pada saat terkena penyakit, misal jika kena WFD recovery bisa lebih cepat dan SR gak terlalu drop banyak dibandingkan menggunakan pakan regular.

PP           : Sebenarnya apa perbedaan paling nyata antara pakan fungsional dengan pakan regular dari sisi formulasi maupun efeknya di lapangan?

ES           : Pakan fungsional konsepnya secara nutrisi lebih gampang tercerna sehingga udang tumbuhnya lebih cepat dan pakannya juga dilengkapi dengan imunostimulan dengan dosis yang tinggi untuk memastikan udang menjadi lebih fit. Karena dengan kepadatan yang tinggi, daya dukung dan kondisi air yang semakin turun, kita perlu pakan fungsional dengan konsep seperti yang di atas tadi.

Bedanya dengan pakan regular, pakan fungsional bisa memberikan SR yang lebih baik dibanding pakan regular walaupun udang misalnya terkena WFD. Hasil dari trial in house yang pernah kami lakukan, selisih SR-nya bisa 10-15%. Memang ini tidak bisa selalu menjamin karena semua harus holistik secara manajemen budidayanya

Ada satu petambak kita yang rutin menggunakan pakan fungsional, sekarang udah masuk siklus ke 5, hasilnya baik dan secara aplikasi pakan dilakukan tanpa campuran apapun mulai dari masuk autofeeder. Di awal saat masih tepung mungkin masih ada perlakuan pakan, tapi begitu menggunakan pakan pelet ya hanya pelet saja hingga panen.

PP           : Apakah pakan fungsional ini masuk golongan pakan premium?

ES           : Pakan fungsional ini kalo di kami ada line sendiri, proteinnya sama dengan pakan regular sekitar 32% tapi isinya berbeda. Kami tidak melakukan customize per pelanggan, tapi kami punya line khusus pakan fungsional yang memang sudah didevelop sesuai kebutuhan di lapangan.

PP           : Apa yang membedakan komposisi pakan fungsional antara 1 pabrikan dengan pabrikan lain? Jika komposisinya berbeda-beda, apakah tujuannya dari sisi peningkatan kesehatan, laju pertumbuhan, dan efisiensi pakan bisa tercapai?

ES           : Mungkin berbeda-beda, tapi kalo target saya pokoknya SR atau tingkat kelangsungan hidup. Kedua, efisiensi pakan karena bahan baku yang digunakan lebih digestible, sehingga mereka tumbuhnya bisa lebih cepat.

Concernnya adalah tumbuh bisa lebih cepat dari yang regular dan pada saat yang bersamaan mereka dilengkapi imunostimulan tertentu yang memang bisa membuat udang lebih fit. Karena saat udang tumbuh itu mereka akan sangat stres dan rentan terkena penyakit.

PP           : Hingga berapa persen efisiensi pakan yang bisa dihemat dengan pakan fungsional?

ES           : Based on trial, efisiensi pakan bisa hingga 15% dari penggunaan pakan regular. Konsumsi pakan lebih sedikit, tapi ADG nya bisa sekitar 10-15% lebih baik dari yang regular. Tapi ini kondisinya memang benar-benar harus ideal. Beda cerita kalo masih ada faktor penyakit.

PP           : Selain penggunaan pakan fungsional tentunya harus didukung manajemen budidaya yang baik. Apa hal-hal yang dapat mendukung penggunaan pakan fungsional ini bisa semakin optimal bagi petambak?

ES           : Secara konsep tambak, menurut saya lokasi tambak memang sebaiknya jangan terlalu berdekatan, kemudian IPAL harus bagus, dan kalo bisa jangan terlalu dekat dengan industri. Tapi memang pengelolaan limbah itu penting sekali, apa yang masuk apa yang keluar harus disterilisasi untuk kelangsungan budidaya.

Minimal 1 petambak punya 1 IPAL yang bagus/ proper, ga bisa main buang limbah ke laut. Semua yang dibuang harus disterilisasi dulu. Karena semua itu adalah bahan organik yang kaya akan nutrien dan ini merupakan sumber penyakit juga.

PP           : Sedikit di luar pakan fungsional Pak, bagaimana pendapat Pak Erwin mengenai program percepatan pakan yang diterapkan petambak guna mengejar produktifitas. Biasanya, masa budidaya lebih pendek guna menghindari ancaman penyakit?

ES           : Semakin lama budidaya udang maka resiko semakin tinggi. Nah saya selalu melihat dari sisi nutrisi. Nutrisi itu fungsinya untuk apa, yang pertama pasti untuk udang tumbuh dan musti sehat. Tapi kalo bisa dia tumbuhnya lebih cepat agar lebih cepat sampai garis finish.

Namun, saat udang tumbuh dia akan mengalami stres yang merupakan 1 ancaman juga, karena mereka harus molting. Keadaan ini membuat udang sangat rentan terhadap serangan penyakit. Untuk itulah dibutuhkan mineral, vitamin, dll agar cepat recovery.

Saya pribadi cenderung suka yang tumbuhnya lebih cepet, makanya harus disesuaikan dengan feeding management dan ada beberapa parameter yang harus diperhatikan :

  1. DO harus di atas 5, baik saat pagi dan malam. Misal, saat siang DO 5, malemnya 3 atau 4, itu gak bisa. Karena untuk tumbuh itu perlu DO. Jangan sampai mau pertumbuhan cepat, pakannya bagus, tapi DO nya gak di atas 5 pasti sulit perform juga. 
  2. Temperatur, tapi ini memang agak sulit dikontrol karena kebanyakan tambaknya outdoor. Makanya kita fokuskan pada DO yang bisa dikontrol karena ada penggunaan kincir, diffuser atau aerotube. Tapi jika memberi pakan juga harus memperhatikan respon udang yang tergantung pada temperatur. Contohnya saat temperatur turun, secara biologis mereka gak mau makan banyak. Jadi pemberian pakannya disesuaikan.

PP           : Bagaimana dengan petambak yang belum mau beralih dari pakan regular, apakah mereka tetap bisa mengoptimalkan budidayanya dengan pakan yang ada?

ES           : Tentu saja, sepanjang manajemen budidayanya baik, PL-nya bagus, biosekuritinya terjaga, ya gapapa. Pakan fungsional ini dibuat untuk memberikan proteksi yang lebih baik terutama untuk lingkungan tambak yang resikonya cukup tinggi.

Misal di daerah timur yang tambaknya mungkin belum terlalu padat, mereka menggunakan pakan regular juga masih bisa optimal, karena airnya masih bagus serta pengelolaan airnya juga baik.

Pakan udang

Karena prinsipnya, pelihara udang adalah pelihara air, jadi semuanya sangat tergantung mulai dari water management, farming management, feeding management, semuanya baik, pakannya regular pun hasilnya akan baik.

PP           : Boleh dishare Pak, tips manajemen pemberian pakan dari sisi nutrisionis?

ES           : Pertama dari sisi fisik, mulai dari crumble halus lalu crumble gede baru masuk ke pelet. Nah disini loncatannya musti smooth, misal ada ukuran 1 mm, 1,2 mm, 1,4 mm, dst.

Kalo dari sisi nutrisi , pertama kita perlu tahu PL dari hatchery yang kita beli kan selama ini diberi pakan protein tinggi jadi transisinya saat di kolam harus smooth. Makanya saat baru masuk ke kolam, protein pakan starter selalu lebih tinggi daripada pakan grower. Ibaratnya seperti bayi karena kebutuhan metabolismenya cepat sekali dan dia perlu tumbuh, maka nutrisi yang dibutuhkan lebih tinggi daripada yang dewasa.

Share your love
Utari Dewi
Utari Dewi

9 tahun berkarir sebagai marketing di salahsatu media agribisnis peternakan dan perikanan nasional dengan expertise penulisan advertorial. Saat ini fokus sebagai freelance writer & project event di sektor peternakan dan perikanan.

Articles: 28
Chat WA
1
Mau Bertanya?
Hi, bisa saya bantu?