Seimbangkan Energi dan Protein Pakan pada Periode Golden Time Sapi Perah

Periode laktasi nyata berpengaruh pada produksi susu sapi perah. Banyak cara dilakukan untuk mengoptimalkan produksi susu sapi perah salah satunya adalah dengan mengoptimalkan produksi susu pada masa golden time. Pada Nufeed Dairy Campus yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu (18/3) lalu,  Bagong Kusminandar, Business Partnership Officer PT. Nufeed Indonesia menyampaikan beberapa tipsnya.

Dikatakan olehnya, kenaikan produksi susu sapi dibarengi dengan kenaikan kebutuhan pakan. “Meski terjadi kesenjangan pada periode awal laktasi. Kebutuhan pakan meningkat seiring naiknya produksi susu, lalu ikut menurun sesuai dengan usia kebuntingan sapi,” terang dia.

Masa golden time, lanjut dia, adalah fase laktasi awal yakni 100 hari pertama di mana produksi susu naik secara gradual merupakan masa yang paling baik. Harus fokus ke sana karena fase tersebut menentukan produksi susu total dengan memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah sehingga produksi susu meningkat. Mengingat produksi susu pada fase berikutnya cenderung menurun secara alami, maka akan tidak efisien apabila melakukan perbaikan pakan.

Berat badan sapi, dijelaskan oleh Bagong, setelah sapi melahirkan akan terjadi penurunan. Penurunan signifikan terjadi pada akhir fase laktasi awal, selanjutnya berat badan sapi akan naik secara periodik. Fase golden time amatlah penting dalam keberlangsungan produksi susu selama periode laktasi. “Apabila dalam masa tersebut peternak gagal memenuhi kebutuhan sapi maka titik kritis akan dijumpai dan ternak sapi akan menemui banyak masalah,” tegasnya.

Pakan Hijauan Sapi Perah

Guna mengoptimalkan performa sapi dan produksinya selama masa golden time, maka peternak harus menyediakan nutrisi bagi ternak sapi perah. Bagong membagi kebutuhan tersebut menjadi dua pakan utama yang harus disediakan oleh peternak, pertama adalah hijauan pakan ternak (HPT), kedua adalah konsentrat. HPT dapat berupa ketebon (tanaman jagung muda), rumpun gajah, limbah pertanian, dan aneka leguminosa yang kaya protein.

Fakta di lapangan menurut pengamatan Bagong, masih banyak peternak yang hanya terpaku pada kuantitas HPT saja, sementara kualitasnya cenderung diabaikan. Untuk menjaga kualitas dan mempertahankan kuantitas, pihaknya menyarankan untuk memperhatikan umur pangkas HPT. Baiknya HPT dipangkas sebelum masa generatifnya.

Masalah lainnya yang diamati oleh Bagong adalah minimnya ketersediaan lahan untuk menghasilkan HPT. Meski menurutnya di beberapa daerah ada yang dapat bekerja sama dengan Perhutani untuk lahan penyediaan HPT, namun tetap saja menjadi soal. Ketersediaan HPT juga dipengaruhi oleh cuaca, sementara sapi tidak mengenal kemarau dan musim hujan, setiap hari harus dipenuhi pakannya.

Solusi ideal yang disampaikannya adalah dengan membuat Bank Pakan, yang kini menjadi keniscayaan dalam bisnis sapi perah. “Kita harus bersahabat dengan alam, memanfaatkan kelebihan dan teknologi yang ada untuk membuat ketahanan pangan kita. Yakni membuat silase, bisa berupa silase kotak, drum atau silo,” ungkap dia. Bank pakan dapat menggunakan pakan segar atau awetan. Tergantung pada ketersediaannya. Beberapa benefit dari pakan awetab yang disampaikan Bagong antara lain berupa jaminan ketersediaan, kualitas pakan yang lebih baik dan mudah dalam penyajian. Meski pihaknya tak memungkiri akan ada tambahan biaya investasi untuk membuat pakan awetan.

Pakan Konsentrat Sapi Perah

Selain diberi hijauan, peternak sapi perah juga harus memberikan konsentrat untuk mendorong produksi susu sapi agar meningkat kuantitas dan kualitasnya. Bagong mengungkapkan, pada periode golden time konsentrat yang dipilih setidaknya harus memiliki kualitas dan kontinuitas yang baik, serta harganya terjangkau.

Untuk mengoptimalkan performa sapi dan produksinya selama masa golden time, peternak harus menyediakan nutrisi seimbang bagi ternak sapi perah. Foto : Freepik.com

Konsentrat tersebut, dikatakan Bagong berfungsi untuk menutup kesenjangan nutrisi dari HPT dengan kebutuhan nutrisi harian sapi perah. Perlu diperhatikan, pemberian konsentrat ini harus sesuai dengan kebutuhan fisiologis ternak agar dapat mengekspresikan potensi genetik. Karena pada masa golden time, produksi susu meningkat setiap hari. “Idealnya di masa golden time memerlukan konsentrat yang padat energi. Tidak bisa hanya mengandalkan konsentrat yang berfokus pada protein saja. Harus dikombinasikan keduanya,” ungkapnya menekankan.

Pemberian Pakan Sapi Perah

Dikatakan Bagong, apabila peternak dapat menyediakan hijauan yang cukup bersama dengan konsentrat berkualitas yang telah dikalkulasikan sesuai kebutuhan ternak, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan pakan secara tepat. “Target dalam memberikan pakan ini adalah semua pakan masuk ke dalam perut sapi. Bukan hanya meletakkan di depan sapi,” tegas dia.

Ia menyarankan untuk peternak agar dapat melakukan kontrol harian agar memastikan kebutuhan sapi terpenuhi, terutama dalam kontrol intake bahan keringnya. Menurut Bagong, peternak sebaiknya memisah antara pemberian HPT dengan konsentrat. “Beri hijauan terlebih dahulu, baru kemudian konsentrat. Pemberian terpisah semakin sering, semakin baik,” jelas dia.

Selain pakan, air juga memiliki peran penting bagi produksi susu. Secara umum, sapi memerlukan 3 – 6 liter per kg bahan kering dalam bahan. Pemberiannya di kandang disarankan Bagong agar sebisa mungkin tak terbatas (ad libitum), dikarenakan akan sulit diprediksi kapan saja sapi ingin minum. Salah satu caranya adalah dengan membuatkan bak dengan kontrol aliran air, sehingga air selalu tersedia kapan pun diperlukan oleh sapi. Kebersihan tempat pakan dan tempat minum juga harus diperhatikan secara baik oleh peternak. (DP)

Share your love
Pakan Pabrik
Pakan Pabrik

Pakanpabrik.com hadir guna memenuhi kebutuhan informasi seputar pakan ternak [unggas, akuakultur, swine, ruminansia dan petfood].
Dengan segmen yang sangat khusus dan spesifik, pakanpabrik.com menyajikan serba-serbi industri pakan ternak dan hewan kesayangan Anda.

Articles: 158
Chat WA
1
Mau Bertanya?
Hi, bisa saya bantu?