Strategi Pakan dan Kenyamanan Kandang Tingkatkan Produktivitas Sapi Kurban

Sapi kurban adalah sapi potong maupun perah yang disiapkan untuk ibadah umat muslim pada hari raya Idul Adha. Sapi-sapi tersebut, dikutip dari laman almanhaj.or.id, haruslah berumur 2 tahun penuh dan utuh, tidak ada cacat fisik yang tampak serta sapi dalam keadaan sehat ketika ibadah kurban dilaksanakan.

Guna menyiapkan sapi bakalan agar dalam kondisi prima dan layak untuk dijadikan hewan kurban, Fauzi, Pemilik Berkah Ngopeni Sapi (BNS) Farm yang berlokasi di Jonggol, Jawa Barat, selalu memperhatikan manajemen pemeliharaan sapinya. Mulai dari pakan, sanitasi hingga perkandangan agar produktivitas sapi optimal.

Kombinasi Pakan

Setelah Fauzi memilih bakalan yang sesuai untuk pasar kurban, sapi-sapi tersebut haruslah diberi pakan berkualitas agar dapat tumbuh optimal. Ia memberi makan sapi-sapinya dengan kolonjono yang memiliki nama lain Brachiaria mutica dan konsentrat. Agar lebih mudah dicerna dan meningkatkan nilai nutrisinya, kolonjono tersebut olehnya dibuat menjadi silase.

Kolonjono di dapat Fauzi dari ladang yang dibeli hak pakainya dari petani sekitar. Untuk areal seluas 12.000 m2 ia membayar tak kurang dari Rp15.000.000 selama apa-pun dirinya memanfaatkan lahan tersebut. Ada pun untuk bibitnya, ia dapat dari kebun milik rekannya. Sedangkan untuk pupuknya, ia juga tidak mengeluarkan biaya tambahan karena menggunakan pupuk hasil olahan kotoran sapi miliknya.

Mencampur konsentrat dengan silase. Foto dok : Narasumber

Selain hijauan, pihaknya juga memberikan konsentrat sebagai pemacu pertumbuhan sapi. Sapi-sapi bakalan untuk kurban dengan berat di bawah 250 kg, biasanya pedet, diberi perlakuan berbeda. Ketika masa adaptasi kandang, pakan yang diberikan hanya silase dan ampas tahu saja. Barulah ketika dirasa sudah masuk fase finisher, pertumbuhannya di-geber dengan konsentrat. “Jika pedet di-geber dengan konsentrat (di awal pemeliharaan – red), kondisi tubuh tidak mampu menerima. Itu jadi tidak bagus, tidak maksimal,” terang Fauzi.

Konsentrat tersebut didapat Fauzi dari pabrik/ produsen konsentrat UMKM dengan formula yang telah disesuaikan olehnya sendiri, bahannya pun dari bahan lokal yang tersedia di sekitar lokasi kandang berada. Ketika datang dari pabrik, konsentrat tersebut langsung dipindahkan oleh Fauzi ke drum-drum yang telah disediakan. Fungsinya, agar masa simpan konsentrat menjadi lebih lama.

Awalnya, Fauzi mengungkapkan, ia menemukan cara tersebut secara tidak sengaja. “Ketika pandemi kemarin, sapi habis tetapi pakan masih banyak. Jadi saya masukkan drum dan diberi molases (ampas tebu – red). Di luar dugaan, hasilnya ternyata makin baik ke sapi,” klaimnya.  

Kenyamanan Kandang

Selain pakan yang berkualitas, Fauzi juga sangat memperhatikan kenyamanan dari sapi-sapinya. Tak heran jika modal yang dirogohnya untuk membangun kandang saja sampai menghabiskan Rp120 juta. Kandang yang dibangunnya tersebut berukuran 12 x 60 meter yang dapat menampung hingga 24 ekor sapi. Kandang tersebut telah didesain sedemikian rupa agar sapi yang menempatinya merasa nyaman. Dari dua kandang yang dimilikinya, BNS Farm mampu menampung hingga 45 ekor sapi.

Tujuannya, tentu agar produktivitas sapi meningkat. Hal yang berbeda dari kandang sapi pada umumnya adalah tempat minum sapi yang dibuat agar sapi mendapatkan minum secara tak terbatas.

Selain itu, Fauzi juga memberi alas karpet untuk sapi-sapinya agar nyaman ketika berbaring sambil beraktivitas memamah biak. Ia juga merancang agar udara dapat keluar masuk dengan leluasa dalam kandang, sehingga akan membuat kandang tetap kering dan kelembapannya terjaga.

Para anak kandang pun setiap hari selalu memandikan sapi-sapi yang ada agar selalu bersih kulitnya. Kotoran dari sapi pun selalu dibersihkan secara berkala agar sapi-sapi dapat beraktivitas dengan nyaman dalam kandang selama penggemukan.

Hasilnya, tak main-main, sapi-sapi miliknya dapat bertambah bobot hingga 80-100 kg selama 3 bulan pemeliharaan. Bahkan apabila ada sapi yang memiliki performa baik, lama pemeliharaannya bisa kurang dari 3 bulan. (RZ)

Share your love
Reza Purwantara
Reza Purwantara

Reza Purwantara Firdaus adalah seorang jurnalis agribisnis yang tertarik dengan alam dan proses yang terjadi di sekelilingnya. Memiliki pengalaman dalam dunia fotografi dan videografi. Pernah melalukan ekspedisi lintas selat bali - lombok menggunakan jukung HDPE.

Articles: 0
Chat WA
1
Mau Bertanya?
Hi, bisa saya bantu?